" WILUJENG SUMPING ...................SELAMAT DATANG..........di Blog SOBAT KITA...Cimahi

Jumat, 02 April 2010

mulutmu ..harimaumu


post by Wawan Rusmawan

Agama Islam membimbing para pemeluknya untuk selalu berlaku sopan dan santun dalam berkata. Kata-kata kotor,makian,penghinaan harus di jauhi oleh umat islam . Dari pada berkata-kata kotor,menghina orang lain, lebih bagus berkata baik,atau kalau tak bisa melakukannya lebih bagus diamlah. "kul khoiron au li yasmut " berkata baik atau diamlah.seperti yang sering di jelaskan para ustad.

Bagi muslim/muslimah yang hidup di negara dinegara yang penduduknya mayoritas non muslim contoh perancis,swedia yang melarang kaum muslimah memakai cadar.Nasibnya terkadang kurang baik.Tak sedikit kaum muslim yang mendapat perlakuan diskriminasi termasuk penghinaan.

Kasus berikut layak kita renungkan ,karena tak mampu menjaga kata (menghina)orang lain

Akibatnya........menderita rugi materiil sepirituil dan lain-lain

Nun jauh di negeri orang ada seorang tua umurnya kira-kira 60 tahun namanya Nenek Erika Tazi.ia menginap di sebuah hotel di Aintree.Liverpool .Inggris. agar bisa dekat dengan rumah sakit Aintree.Nenek itu membayangkan bisa mendapat servise yang bagus dari pelayan hotel tersebut

Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan . Hampir satu jam Tazi di maki-maki,bukan karena nunggak bayaran atau merusak bagian hotel tersebut. Berbagai ucapan pedas ,dan penghinaan diterima nya hanya karena Tazi beragama islam dan mengunakan busana muslimah.

Ben sipemilik hotel bertanya dengan sinis,”mengapa kamu mengenakan pakaian macam itu ?” dia tak menunggu jawaban Tazi karena terlebih dulu asyik menertawakan.Ben juga menyebut Nabi Muhammad sebagai tuan tanah yang gemar perang serta layak disamakan dengan diktator Saddam Husein ,juga Hitler.

Istri si Ben ,Sharon malah ikut menghina nenek Tzi ini, karena berpakaian muslimah dan berjilbab sebagai bentul penindasan dan perbudakan. Siben juga menyebut nenek Tazi sebagai Teroris.

Sebagai seorang mualaf (dia baru masuk islam 18 bulan yang lalu)penghinaan kepada dirinya oleh keluarga Si Ben dianggap oleh nenek Tazi sebagai ujian keimanan. Tazi mengaku bahwa cahaya iman baru diraihnya diusia senja 60 tahun. Tazi mengaku sebelum sampai kepelukan Islam, dia telah mencoba berbagai agama,tapi hasilnya nihil. Belum ada yang mampu mendamaikan jiwanya,hingga bertemu dengan kesejukan islam.

Dia tidak tiba-tiba saja memutuskan berjilbab atau busana menutup aurat,kecuali telah melalui perjalan panjang spiritual. Oleh sebab itu ia tak terima dengan penghinaan karena ada pihak yang menganggap dirinya aneh.” Saya seorang wanita normal asal Warrington yang juga menyukai grup musik The Beatle “, tegasnya.

Wanita tua itu tak mungkin membalas memukul dengan bogem mentah,bahkan meladeni perang mulut dengan si penghina sudah tak kauat lagi. Namun berkat kesadaran hak asasi dan perlindungan hukum yang kuat ,nenek tua ini mampu memberi pelajaran buat si mulut lancang .

Akibat ucapan berbau penghinaan tersebut, si ben harus menanggung sendiri resikonya. bisnis Hotel yang telah dirintis selama bertahun tahun ikut ikut mengalami guncangan dan jadi kacau balau.Kerugian moril dan materil secara bersamaanmenimpa keluarga si Ben gara-gara tak bisa menjaga kata.

Syukurlah kasus yang menimpa mualaf nenek Tazi ini mendapat perhatian yang serius dari pihak yang kompeten .Kepolisian ,kejaksaan,dan kehakiman kota Livervool tengah berupaya membereskansecara tuntas kasus penghinaan terhadap nenek Tazi seorang mualaf di negara inggris .(Wan Rusmawan -Sumber Paras)***