Oleh Wawan Rusmawan
Banyak santri
yang belajar di pondok
pesantren memiliki keinginan juga menuntut ilmu pengetahuan umum . Kemauan
tersebut terkabul tatkala beberapa
pondok pesantren mampu menyelenggarakan
sekolah umum . Tak jarang , jenjang sekolah formal ini tergolong lengkap mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah lanjutan atas . Banyak pula santri yang mampu menyelsaikan pendidikan
formalnya di lingkungan pesantren
hingga mampu mengantongi ijasah SLTA. Tentu saja para santri yang telah lulus ini
ada juga yang merasa penasaran ingin melanjutkan kuliah ke
perguruan tinggi. Namun terkadang soal biaya menjadi kendala utama
sehingga mereka gagal atau mengurungkan niatnya untuk
meneruskan kuliahnya ke Perguruan tinggi yang diimpikanya .
Tentang keinginan
para santri tersebut , kiranya Departemen Agama cukup memahami
hasrat para santri yang telah tamat SLTA
yang ingin kuliah di PT . Memang pihak Depag bukan hanya sekedar memahami saja bahkan telah
merespon sekaligus juga membuat solusi terbaiknya sehingga
impian para santri ini
bisa menjadi kenyataan . Hal
itu terbukti dengan adanya
bantuan dana pendidikan yang
dialokasikan khususnya bagi para santri
yang telah menyelsaikan pendidikan formal tingkat SLTA untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi. Dan perguruan tinggi
yang bisa dipilih dan dimasuki oleh para siswa dari lingkungan pondok
pesantren ini pun bukan perguruan tinggi
sembarangan , akan tetapi institut
atau .universitas yang
tergolong favorit dan elit di tanah air ini.
Ikhwal Perguruan tinggi yang bisa menjadi pilihan para santri
tergambar dari keterangan Dirjen
Pendidikan Islam Depag,Yahya Umar,Ph.D., di sela-sela penanda tanganan nota kesepahaman (MoU) Depag –UGM di Jakarta
9 maret 2006 yang
lalu bahwa saat ini tercatat tiga perguruan tinggi
negeri- di luar Universitas Islam Negeri Jakarta atau IAIN yang telah melakukan kerja sama dengan Depag
.Yaitu Insititut Pertanian Bogor (IPB),Institut Teknologo 10 November (ITS) dan
Universitas Gajah Mada (UGM), selanjutnya menurut Dirjen Pendidikan Islan
ini bahwa dalam waktu dekat Depag akan melakukan kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Instiut Teknologi bandung (ITB).
Para santri yang
meneruskan studinya ke
pergururan tinggi tersebut tentunya
harus mengikuti jalur khusus
sesuai program studi dan perguruan tinggi yang dipilihnya
serta mampu memenuhi persyaratan
yang ditetapkan PT yang
bersangkutan. Umpamanya
,untuk bisa lolos ke UGM para siswa
terlebih dahulu mengikuti rekuitmen melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul
Pembangunan Daerah yang dikenal
dengan sebutan jalur PBUD. Sedangkan
bila santri ingin masuk ke ITS
maka para siswa dapat mengikuti jalur Penelusuran Minat dan Kemampauan alias PMDK yang didasarkan atas penilaian minat dan kemampuan selama
menjadi siswa di SMA/MA di lingkungan pondok pesantren.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para santri/ siswa yang ingin mengikuti PMDK
antara lain menyiapkan ; a.
photocopy rapor semester 1 sampai semester 5, yakni dari kelas satu sampai kelas tiga . Dengan
nilai rata-rata baik b. kelakuan baik
dari sekolah c .piagam penghargaan. d.Kartu keluarga e. rekening listrik dan persyaratan lainnya yang dipandang perlu
oleh pihak PT.
Seperti yang dituturkan oleh
Jahya umar. Setelah terbukti
para santri bisa masuk ke
Perguruan tinggi yang dipilihnya maka
para mahasiswa tersebut akan diberi bea siswa, biaya operasional
pendidikan, diberikan juga biaya pendampingan,biaya hidup serta biaya
lainnya. Bantuan biaya pendidikan dari
Depag ini sudah barang pasti
merupakan anugrah besar bagi para
mahasiswa ditengah sulitnya masalah ekonomi ini. . Peluang yang baik ini
harus dimanpaatkan sebaik-baiknya
dan sudah sepatutnya pula para
mahasiswa yang didanai pemerintah ini
tekun dan serius dalam menuntut
ilmu. Sehingga cita-cita menjadi sarjana yang
cerdas , beriman dan bertakwa ,
punya wawasan tentang iptek yang baik
bisa tercapai.
Setelah para mahasiswa selsai kuliah dan mampu menyandang gelar sarjana
, sesuai perjanjian yang telah
disetujui maka para sarjana
ini harus pulang kandang alias kembali ke pesantren untuk melaksanakan darma baktinya bagi kemajuan masyarakat khususnya lingkungan pesantren. Para sarjana ini
berkewajiban mengamalkan ilmunya dan membimbing para santri ke arak kemajuan
dan kehidupan yang lebih baik.
Selama ini pesantern identik
dengan wahana pembinaan
imtaq, basis pembinaan moral yang cukup sukses ,dengan kembalinya para
sarjana ke lingkungan pesantren
maka diharapkann keberhasilan
lainnya itu bisa terus ditingkatkan sehingga citra pesantren
sebagai pusat ilmu dan pusat kemajuan
terus bersinar .
Dengan munculnya sarjana
berkualitas dari berbagai disiplin ilmu
jebolan PT pavorit di lingkungan
pesantren maka diharapkan para sarjana yang santri ini mampu menyumbangkan pemikirannya bagi kemajuan
warga pesantren khususnya dan
masyarakat pada umumnya . Lewat
kiprah mereka dari pensantren ini diharapkan lahir generasi yang unggul baik dalam Iman
dan dan taqwa (imtaq)nya serta maju di
bidang wawasan Ilmu pengetahuan dan teknologinya (ipteknya). Semoga begitu
adanya .(Majalah Bhinneka Karya Winaya )***
Penulis.
pengamat pendidikan dan pengajar di SMUN 1 Cisarua Kab Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar